Minggu, 27 Februari 2011

I SAY HELO, AND YOU SAY GOODBYE.

Sembari ku berjalan kaki menuju tempat peristirahatan terakhir Nur Rifa, aku berpikir "Hmmm, si non kecil ini pinter banget ngerjain Wiro, hampir sebulan lebih Wiro menghindar ketemu dengan tubuh kurusnya, hari ini tiada jalan untuk berkelit, dan saat kain putih itu disingkap aku melihatnya tertidur sambil tersenyum.."

"Looooh? Kok sekarang cantik begini?" Tanyaku spontan mengundang senyum Ibu Nanih.

"Iya,bu.. Kemarin-kemarin tulang semua ya?" Ujarnya.

*pengen lakban mulut sendiri deh dengan kespontanan ku ini*

Sendiri diantara ibu-ibu warga sekitar yang tak henti memandangku dan mengkhawatirkan kakiku terkena becek tanah liat, aku kagum akan kekeluargaan mereka, semua dikerjakan sendiri dalam pengurusan jenazah. Dan sangat sistematik hingga cepat selesai dari memandikan hingga siap dibawa ke makam. Rasa #BERBAGI yang kental diantara sesama sangat menentramkan jiwaku.
Selepas memakamkan Rifa aku tetap duduk di depan rumah mereka ngobrol, mendengarkan cerita selama Rifa di rawat di RS Anak Harapan Kita.

Maghrib hampir menjelang saat ku berpamitan kepada keluarga sederhana ini.

"Jangan putus silaturahmi." Pesanku..

Silaturahmi hanya terputus oleh maut, seperti gadis kecil Rifa yang melahirkan tali silaturahmi antara aku dan keluarganya, juga kepada Pak Lukman yang sangat berperan dalam memberikan bantuan pada Rifa.

I SAY HELO, AND YOU SAY GOODBYE,RIFA..

Ya ALLAH ,
Pelajaran telah diterima, masih di cerna.
Tiada yang tak bermanfaat, semua ciptaan ALLAH di dunia ini..
Partikel debu pun memiliki manfaat..

Maka aku adalah debu..

Wiro out.
http://berbagi-itu-nikmat.blogspot.com

Sabtu, 26 Februari 2011

Selamat Jalan Rifa

Innalillahi wainnaillahi rojiun, telah meninggal dunia Nur #rifa Afiffah,Lahir 4 Okt 2010. Meninggal 27 Februari 2011. Gadis kecil yg telah mengukir sebuah kisah dlm kehidupanku, terima kasih utk pembelajaran kehidupan.
ALLAH lebih menyayangimu.

Terima Kasih untuk Pemerintah Daerah Tangerang Selatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Selatan, Rumah Sakit Anak Harapan Kita, Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada Rifa.

Atas nama seluruh komunitas #BERBAGI, Ina Madjidhan

3 KIND OF GIVERS

There are three kinds of givers -- the flint, the sponge and the honeycomb.
To get anything out of a flint you must hammer it. And then you get only chips and sparks.
To get water out of a sponge you must squeeze it, and the more you use pressure, the more you will get.
But the honeycomb just overflows with its own sweetness.




Which kind of giver are you?


- Posted using BlogPress from my iPad

Minggu, 20 Februari 2011

LESS RE-TWEETING, MORE ACTION PLEASE

Kenapa BERBAGI?
Begitu banyak Tweet, Retweet, keluhan, cacian, hujatan ketidak puasan akan kehidupan. BERBAGI adalah bentuk realisasi untuk melakukan perubahan kebaikan.
BERBAGI adalah tindakan spontan reaksi dari keadaan yang membutuhkan bantuan.
BERBAGI mengantisipasi ketidakpuasan yang biasanya dilontarkan hanya melalui kata-kata di linimasa maupun status media sosial.

LESS RETWEETING MORE ACTION, PLEASE...

Inilah saatnya perbuatan nyata lebih diperlukan dan menjauhi keluh kesah yang berujung pergunjingan tiada guna.

JIKA TIDAK PUAS AKAN SUATU KEADAAN, HENTIKAN KELUH KESAH, LAKUKAN TINDAKAN NYATA UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN YANG LEBIH BAIK.
*WIRO sableng nge-tweet*

Semua orang dapat berkeluh kesah, tapi tidak semua orang mampu menahan lidah dan melakukan perbuatan nyata agar keluh kesah hanya menjadi kisah dalam kalimat bentuk lampau.

Demikian pula banyak yang bisa dengan baik mengutarakan isi hati dengan tulisan atau perkataan... Tapi tidak banyak yang bisa bertindak agar suatu permasalahan mendapatkan solusi yang terbaik.

BERBAGI belajar untuk melakukan perbaikan tanpa diikuti embel-embel "KARENA".
Biarlah alasan kenapa BERBAGI menjadi urusan mereka yang lebih memiliki kapasitas untuk menindakinya.
Karena perbuatan baik bisa saja menjadi tidak baik jika ada embel-embelnya..

WIRO out.

Jumat, 18 Februari 2011

AWARD TERTINGGI BERBAGI

Dengan ramainya gema ajakan voting pegiat sosial di jagat sosial media sejak Klik Hati di koar kan..Wiro banyak berpikir dan memperhatikan. 
Memperhatikan dampaknya pada diri sendiri dan pada teman-teman BERBAGI.
Demi menjaga hati agar niat tetap lurus, Wiro memang tidak akan menggemakan ajakan untuk voting kegiatan BERBAGI..
Karena memang dari awal BERBAGI ini murni ajakan untuk melakukan kebaikan, jika kemudian saya dipercayakan teman-teman untuk menyalurkan bantuan kepada yang menurut pandangan saya berhak dan perlu, ya hal itu hanyalah efek samping saja.
BERBAGI baru akan dikatakan berhasil jika teman-teman terinspirasi untuk melakukan BERBAGI dimulai dari diri mereka sendiri, tidak sekedar menitipkan bantuan melalui Wiro.
Selama ini Wiro wara wiri untuk BERBAGI tidak pernah ada biaya operasional, (baca:Operasional keluar dari kantong pribadi).
Jadi kesimpulannya, yang diperlukan BERBAGI adalah banyaknya hati yang tergerak untuk melakukan kebaikan, tidak sekedar RT..Tidak sandiwara di linimasa.. 
Wiro kehilangan beberapa teman karena pendapat Wiro ini, ada yang bilang Wiro sombong, ada yang bilang Wiro sinting (kemarin-kemarin kemana aja kok baru tau kalo Wiro itu sableng?).
BERBAGI bukanlah pertandingan, pencapaian ataupun pembuktian.. 
BERBAGI adalah jati diri tiap ciptaan TUHAN, karena TUHAN aja BERBAGI.. BERBAGI kesempatan hidup, berbagi nafas, berbagi tiap detak jantung dan tiap tetes darah yang mengalir dalam partikel-partikel tubuh kita. Seperti matahari yang terus BERBAGI manfaat dari sinarnya, seperti udara yang BERBAGI agar manusia terus lestari, sejatinya manusia BERBAGI dalam kapasitasnya masing-masing.
Wiro sangat tersanjung sampai hampir kesandung dengan masuknya gerakan BERBAGI dalam KLIK HATI Award. Dan belajar banyak beberapa minggu terakhir ini, ternyata sangatlah susah menjaga niat agar tetap lurus, sangatlah sulit menjaga hati agar tidak menjadi sombong terhadap pencapaian yang berhasil kita raih, sangatlah berat menahan lidah yang tergoda berkata-kata seolah tahu segalanya.

Wiro hanyalah manusia sederhana yang melakukan hal sederhana yaitu BERBAGI
Award tertinggi di dunia adalah jika saya dan teman-teman dalam kegiatan BERBAGI, manusia-manusia sederhana dan ndeso, yang sampai hari ini alhamdulillah masih bisa menjaga niat kami lurus teratur seperti pasukan paskibra bisa terus menggerakkan lebih banyak hati agar melakukan apa yang kami lakukan.

Dan award tertinggi di akhirat nanti hanya ALLAH lah yang berhak memvoting.

Aamiin.

Rabu, 09 Februari 2011

PENCITRAAN #BERBAGI, APAAN SIH?? GAK NGERTI

"PENCITRAAN #BERBAGI"

Terusik dengan komentar betapa kampungannya pencitraan #BERBAGI dengan kata-katanya yang kurang santun.

Dimulai dengan suatu malam seorang yang telah bangkotan di dunia sosial sepakat mau menjalankan bersama suatu program yang menurut Wiro memiliki idealisme yang patut mendapat dukungan. Anggap saja 'beliau' mengkaryakan 30 orang perajin kelom geulis. *Kita bisa menjadi sponsor untuk 30 perajin kelom geulis tersebut melalui program 'beliau' ini jika membeli kelom itu seharga Rp. 1,- Uang itu akan 'beliau' kelola agar perajin kelom yang sudah uzur namun berketerampilan langka itu bisa tetap 'exist' di dunia perkeloman.

Kata sepakat tanpa temu muka di ijab kabulkan via BBM dan linimasa sosial media.

Jurus 'Cocot gaya Wiro' pun dilemparkan.

Hingga 3 malam lalu, 'beliau' mengirimkan pesan yang intinya 'Gaya Ooooiiii!! Kemplang Tampol Wiro' bukanlah strategi PR yang baik, tidak sesuai dengan 'pencitraan' mereka dan mereka tidak bersedia meneruskan kesepakatan dengan BERBAGI. *Catatan Kaki: Konsekuensi kekecewaan 30 orang perajin kelom & 20 orang yang sudah sepakat terlibat dalam aksi #BERBAGI?? So what gitu loh?

Malam berikutnya seorang pegiat BERBAGI mengirimkan email sebagai berikut :
Dear Mbak Ina
Mbak, gw mau curhat nih...

Ya Alhamdulillah gw awal tahun ini ditemukan dengan orang-orang "unik" yang ok-ok semua... Bukan juga terbentuk dari pengen nyari duit.

Gw cuman pengen bilang, kemarin kan elo sempat nge-twit yang isinya menanyakan hasil kerjaan kita ..yang ditulis dengan gaya marah-marah... Gw gak tau itu marah beneran atau gaya becanda.
Tapi sebaiknya jgn di twit gitu, karena orang melihatnya dan menangkapnya beda-beda. Ya menurut gw bisa kontra-produktif aja..

Gitu loh mbak curhat gw.. Mudah-mudahan bisa jadi input supaya bisa lebih solid ke depan nya..

Wiro pun menjawab :

Mu an tu de tab..
Salah perspektif aja kalee..
*memang bnyk yg salah prespektif sama gaya bahasaku*

Ingat filosofi 212, dualisme dlm 1 kehidupan, ragam prespektif dari 1 keadaan. Pluralisme tapi memiliki 1 niat baik.
Terlihat marah belum tentu memang marah. Terlihat bijaksana belum tentu hatinya tidak selicik serigala. Pheeew! Untung gue kunyuk.

Input positif diterima.

-------end of email-------

Kemarin seorang megirimkan pesan BBM sehubung giatnya kampanye yang dilakukan para finalis Klik Hati award. Ia menanyakan kenapa BERBAGI tidak mengkampanyekan agar di voting..
Wiro jawab : TIDAK
Ia bertanya lagi : Memangnya gak kepengen hadiahnya?
"TIDAK"
Ia tidak sepakat, menyatakan SALAH karena Wiro berpendapat seperti ini.
Wiro jawab : "Keberhasilan BERBAGI adalah jika tiap individu yang tergerak untuk mengikuti linimasa BERBAGI secara nyata melakukan aksi yang sama dalam kapasitasnya masing-masing. Karena itu uang tidak memegang peranan besar."
Balasan BBM darinya menyentak kesadaran Wiro :
"Wiroooo, gak semua orang bisa toleran dengan gaya Wiro-mu loh yaa? Be wise,ok?"

(Pernyataan ini keluar dari seseorang yang baru mengenalku selama 1 bulan,tidak pernah bertatap muka. Dia tidak tahu siapa aku sebenarnya.)

Wiro memang seorang sederhana (seperti yang selalu aku impikan). Ia tidak peduli siapa lawan bicaranya, bahkan kepada beberapa pejabat tinggi negarapun 'Gaya Wiro' tetaplah sama. Ada 1 janjiku pada diri sendiri sejak kumulai #BERBAGI . Aku tidak akan membiarkan diriku terkontaminasi dengan materi dan pencitraan. Apa sih pencitraan itu? Jika Wiro adalah satu-satunya manusia di muka bumi ini yang menginginkan pencitraan sebagai Si sableng kampungan namun ringan tangan memberi seluruh kemampuan untuk membantu siapapun yang membutuhkan, maka biarlah pencitraanku sebagai Si Kunyuk alias Anak Kera. *melesat gelantungan di pohon* ooooiiii!! AAaaauuuuuooooo

Wiro212

Selasa, 08 Februari 2011

Jakarta Chapter Indonesia dan Ladies of Harley #BERBAGI kepada #nurrifa



Terima Kasih Jakarta Chapter Indonesia dan Ladies of Harley, atas donasi #BERBAGIsehat kepada Nur Rifa Afiffah, penderita kelainan usus Omfalokel usia 3,5 bulan.



Omfalokel (eksomfalokel) adalah suatu hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dan dibungkus suatu kantong peritoneum. Penanganannya adalah secara operatif dengan menutup lubang pada pusat. Kalau keadaan umum bayi tidak mengizinkan isi perut yang keluar dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi.

Omfalokel disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu sehingga menyebabakan timbulnya omfalokel. Kelainan ini dapat segera dilihat, yaitu berupa prostrusi dari kantong yang berisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada umbilicus. Angka kematian tinggi bila omfalokel besar karena kantong dapat pecah dan terjadi infeksi.



Semoga Nur Rifa Afiffah bisa melewati masa-masa kritis yang sedang dilaluinya sekarang.

Semoga kebaikan ibu sekalian mendapat balasan kebaikan berlipat ganda dari ALLAH SWT.



Salam BERBAGI

Senin, 07 Februari 2011

Apresiasi dari Klik Hati Award PT MERCK Tbk

Assalam..






Yang teristimewa di hidupku, teman-temanku #BERBAGI ..Yang tak lelah dan bosan menjawab setiap "Ooooiiii!!" & "Toloooong!!" Perjalanan kita untuk mengasah empati sesama agar kehidupan di masa depan dipenuhi lebih banyak perbuatan-perbuatan nyata yang mengajak pada kebaikan mendapat apresiasi dari program Klik Hati yang diselenggarakan PT Merck Tbk dengan masuknya BERBAGI diantara 10 finalis Klik Hati Award. Insya ALLAH kita saling menjaga hati, lidah dan sikap agar selalu merendah, namun terus mengupayakan perbuatan baik yang memberi manfaat maksimal. Mari kita terus berdoa agar kita tidak silau dengan apresiasi & aksi sosial. Bersama kita belajar melakukan segalanya semata-mata karena ALLAH ..

Saya, diana dan stefani juga banyak teman-teman yang saat ini terlibat langsung dalam kegiatan di lapangan yang tidak bisa saya sebut satu per satu memohon maaf untuk kelalaian dan khilaf dalam menyampaikan amanah.

Semoga setiap hari yang terlewati menjadi pembelajaran agar lebih baik di hari esok.



Mengetahui masih ada yang memiliki idealisme dalam #BERBAGI ..Menjaga hati dari kontaminasi materi, melakukannya tanpa pengharapan sudah merupakan kemenangan..



Assalam..



Terima kasih Pakde dan Bude yang tak lelah menasehati dan memberikan saran.

Salut untuk Tim Bandit, berbagai godaan sudah dihadapkan, kalian sampai saat ini bisa menjaga hati. Terus jaga hati, luruskan niat..

Jumat, 04 Februari 2011

Sinopsis Boneka Jemari #BERBAGI RS Kanker Dharmais 26 FEB 2011. 'JAKA MELAWAN RAKSASA'

Dr blognya Mba Indira Abidin,
http://indiraabidin.wordpress.com

(Ps.Maap Wiro gak sempat bikin script, pls improvise. Jk ada yg mau ditanyakan tolong hub @deptonik )

Jaka, seorang anak laki yang pandai dan senang berbagi. Ia sangat disayang oleh kedua orang tuanya yang sudah tua, dan warga desa tempat tinggalnya, karena kebaikan hatinya dan sifatnya yang suka menolong. Apapun yang dimilikinya, selalu dibaginya dengan yang lain. Hatinya yang begitu halus tak pernah tega melihat orang yang kesusahan. Pasti Jaka akan mencarikan bantuan dan pertolongan dari teman dan saudaranya yang lain untuk dapat menolong siapapun yang kesusahan.

Ayah Jaka, seorang pendekar yang sudah mulai berusia senja, rajin melatihnya bela diri. Dengan keahlian bela dirinya itulah ia berani melawan siapa saja yang berbuat tidak baik kepada saudara dan sahabat-sahabatnya.

Suatu ketika desa Jaka kedatangan raksasa buto ijo yang sangat jahat. Raksasa itu mengobrak-abrik rumah warga desa, mengambil makanan dan menakut-nakuti warga desa. Kehadirannya yang berulang kali sangat meresahkan warga desa. Banyak warga desa yang menderita, karena rumahnya dirusak dan persediaan makanannya diambil.

Melihat tetangga-tetangganya resah dan kesusahan, Jaka pun sangat sedih dan geram. Maka ia pun minta izin pada orang tuanya untuk melawan raksasa itu dan membuatnya berjanji untuk tidak mengganggu warga desa lagi.

Ibu dan bapaknya yang sudah tua itu pun memberi izin dengan sangat berat hati. Betapa tidak, Jaka anak satu-satunya. Kalau raksasa itu marah, bukan tidak mungkin Jaka yang masih kecil tidak pulang lagi ke rumah. Keteguhan dan keyakinan Jaka untuk membela warga desalah yang meluluhkan hati orang tuanya.

Sebelum berangkat ibunya memberinya bekal 5 buah kue talam kesukaan Jaka.
"Ini bekal untukmu, Nak. Jangan sampai kelaparan ya," seru ibunya melepas kepergian anak semata wayangnya.
"Jangan khawatir, Bu. Doakan saja. Allah pasti membela yang benar dan berani," kata Jaka sambil memeluk ibunya.

Jaka pun pergi menuju kediaman raksasa di dalam lembah. Belum jauh dari rumahnya, ia bertemu seekor burung. "Hai, Jaka, hendak ke mana kau pergi, wahai anak pemberani?" Tanya sang burung.
"Aku mau melawan raksasa yang jahat dan mengganggu desaku. Kau kelihatannya lapar, burung?" Kata Jaka
"Iya, makananku pun diambil oleh raksasa itu," jawab sang burung.

Jaka pun memberikan bekal kue nya pada sang burung. Setelah makan dengan sangat nikmatnya, burung pun berkata, "Jaka, kamu anak yang sangat baik, suka berbagi dan pemberani. Saya akan ikut membantu kamu melawan raksasa."
"Wah, senang sekali, burung. Ayo kita lawan raksasa itu bersama-sama," seru Jaka kegirangan.

Jaka pun melanjutkan perjalanannya ditemani sang burung. Belum lama berjalan, ia bertemu seekor beruang. Ternyata beruang pun bernasib sama dengan sang burung, ia kelaparan karena makanannya diambil raksasa. Maka Jaka pun memberikan satu kuenya untuk sang beruang. Seperti sang burung, sang beruang pun akhirnya ingin ikut membantu Jaka melawan raksasa.

Tak lama mereka berjalan, mereka bertemu dengan anjing dan kera, dan semua memiliki nasib yang sama, kelaparan karena makanannya diambil raksasa yang jahat. Jaka pun membagi kue buatan ibunya dengan sang kera dan sang anjing. Keduanya pun langsung menawarkan diri untuk membantu Jaka melawan raksasa.

"Wah, kue ibuku bermanfaat sekali membantu teman-temanku," kata Jaka kegirangan. Ia pun memakan kue terakhir yang tersisa setelah keempat kue lainnya habis disantap teman-teman seperjalanannya.

Setelah lama berjalan, mereka pun sampai di kediaman raksasa.

"Hai, raksasa, kau telah banyak menyusahkan warga desa kami. Sekarang keluarlah, lawanlah aku. Kalau aku menang, berjanjilah untuk tidak mengganggu kami lagi," teriak Jaka pada raksasa.

Raksasa keluar dari rumahnya. Ia pun tertawa terbahak-bahak. "Anak kecil mau melawan raksasa? Hahahaha, mana bisa? Pulang sajalah kau sebelum kau kumakan!" Kata raksasa sambil tergelak.

"Ayo lawan kami, raksasa!" Seru Jaka. Ia pun memberi isyarat pada teman-temannya untuk menyerang raksasa. Si beruang mendorong dadanya, si anjing menggigit kakinya, si burung mematok matanya, dan si kera menggelitiki ketiak dan perut raksasa. Raksasapun menjerit-jerit kesakitan dan kegelian. Ia tak bisa melawan keempat binatang itu. Jaka pun melihat kesempatan. Dengan ilmu bela dirinya, dihantamnya pusar raksasa, yang ternyata adalah titik lemah raksasa itu. Sang raksasa pun terjerembab dan teriak-teriak minta ampun.

"Ampun, ampun, hentikan semuanya," teriaknya.
"Janji dulu kau tak akan lagi mengganggu kami semua," seru Jaka.
"Iya aku berjanji, lepaskan aku," teriak raksasa minta ampun.

"Baiklah, teman-teman, mari kita lepaskan, ia sudah berjanji. Hai, Raksasa, kalau sampai kudengar lagi kau ganggu desa kami, kami akan kembali," teriak Jaka pada raksasa.

Jaka dan kawan-kawan pun pulang ke desa dengan gembira. Ternyata dengan memadukan keahlian bersama, raksasa pun dapat dikalahkan.

Ibu dan Bapak Jaka bukan main suka cita melihat anaknya kembali bersama teman-temannya. Setelah mendengar cerita mereka, ibunya pun berkata dengan lembut, "Anakku sayang, siapapun dapat mengalahkan raksasa, asal ia baik hati, sayang pada sesama, berani, teguh hati dan mau bekerja sama. Hatimu yang baik telah mendatangkan bala bantuan bagimu. Bersama-sama kalian telah berhasil."

Semua warga desa pun makin sayang pada Jaka. Setelah kejadian itu desa Jaka aman dan tentram, tak ada lagi raksasa yang berani mengganggu.

——–

Cerita ini sempat menjadi cerita favorit Hana. Sebelum tidur ia sering sekali minta diceritakan cerita ini berulang kali. Melalui cerita ini aku pun berkesempatan mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, keberanian, kebaikan hati, kerja sama dan berbagi.

Untuk anak-anak yang sedang sakit, cerita ini merefleksikan perjuangan melawan penyakit. Raksasa adalah refleksi penyakit yang mengganggu dan meresahkan. Dengan saling berbagi kasih, berbagi cerita, berbagi kekuatan, anak-anak akan saling mendorong dan menyemangati, bekerja bersama melawan penyakit.

Semoga bermanfaat bagi sahabat-sahabat semua.
Amin.